Selasa, 02 April 2019

Makna Aneka Sega dalam Tradisi Masyarakat Jawa


Dalam kehidupan masyarakat Indonesia  banyak ditemukan hal-hal unik.  Salah satunya mengenai berbagai macam nasi atau sego.  Banyak makna yang terkandung di dalamnya. Tak hanya sebagai makanan yang bisa dinikmati, ternyata berbagai macam sego ini banyak saya jumpai di dalam acara syukuran maupun upacara adat, seperti :

1. Sego Gurih


Sego Gurih banyak dikenal di kalangan masyarakat di Yogyakarta. Sego ini dimasak dengan santan dan garam hingga rasanya menjadi gurih. Di Yogyakarta masih ada mitos tentang sego gurih di setiap perayaan sekaten, bahwa dengan memakan sego gurih dipercaya akan mendatangkan keberkahan dan kemakmuran bagi orang yang menikmatinya.

2. Sega Liwet



Namanya sega liwet, namun cara pembuatanya tidak harus dengan cara diliwet, melainkan bisa juga dikukus. Sego liwet wajib disediakan pada saat terjadi gempa bumi, dengan beraneka lauk pauk disertai lantunan doa. Para abdi dalam keraton menyantap sega liwet tanpa beralas piring hanya dengan sepincuk daun pisang sebagai alasnya. Ini merupakan simbol kesederhanaan.

3. Sega Golong


Masyarakat Jawa Tengah menyajikan sega golong untuk upacara perkawinan, sunatan, dan kelahiran. Sega golong disajikan dengan berbagai kelengkapan lauk pauk. Makna dari sega golong adalah menyatukan tekad. Dalam upacara perkawinan, penyajiannya   adalah 2 buah sega golong yang masing-masing diselimuti oleh telur dadar, pecel, dan daun kemangi. Maksudnya yaitu menggambarkan kedua insan yang saling membantu dalam menjalani   kehidupan berumah tangga.

4. Sega Wiwit



Sebelum masa panen tiba, masyarakat Jawa khususnya petani menyajikan sega wiwit. Menu ini sebagai ungkapan doa syukur atas limpahan hasil panen dari Tuhan YME. Tradisi wiwitan sendiri bermakna akan terjalinnya hubungan keselarasan antara petani dengan alam. Sega wiwit biasanya dibentuk seperti tumpeng dan diletakkan di atas tampah  yang terbuat dari anyaman bambu.

5. Sega Ambengan


Sega ambengan atau asahan adalah berupa nasi putih disertai lauk pauk kering dan sambal cabuk. Sambal cabuk terbuat dari ampas buah wijen. Sega ambengan ini melambangkan permohonan ampunan bagi orang yang meninggal agar diampuni segala dosa-dosanya, dan bagi keluarga yang ditinggalkan dapat memperoleh ampunan Tuhan.

6. Sega Punar


Sega punar sering disebut sega kuning. Sega yang dimasak dengan santan dan sedikit parutan kunyit sehingga berwarna kuning. Sega punar melambangkan simbol kebersihan. Biasanya sega punar ini disajikan dengan lauk pauk, seperti kedelai hitam, abon, telur, sambal goreng, ayam goreng. Dalam upacara perkawinan adalah sebagai gambaran bersatunya pasangan suami istri yang diharapkan dapat seiring sejalan dalam membangun rumah tangga.

Diantara 6 sega tersebut, saya paling suka dengan sega gurih. kamu sendiri, sering makan sega yang mana, Dears?

Salaam,







#SETIP
#SEmingguTIgaPostingan
#estrilookchallenge
#estrilookcommunity
#dayfourteen



















2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Mantab.
    Sega ambengan (slametan tahlilan) ada sebagian masyarakat yang tidak mau memakannya. dan biasa berakhir di tambah buat kereg (aking). ada berbagai mitos yang melatar belakanginya secara psikologis.

    BalasHapus