![]() |
Plengkung Gading tahun 2018 (tampak depan) |
Julukan Yogyakarta sebagai kota budaya memang tak salah. Kota yang telah saya singgahi kurang lebih 23 tahun ini menyimpan banyak kisah dan peninggalan budaya dari nenek moyang terdahulu. Sampai saat ini pun masih terjaga keasliaannya. Dijamin kamu bakal terkesan jika berlibur ke Yogyakarta sambil mempelajari budayanya.
Eitsss, berbicara tentang kota Yogyakarta tidak ada habisnya, loh, Dears. Tak hanya menyimpan kisah sejarah, Yogyakarta juga terkenal dengan pesona keramahan penduduknya. Oleh sebab itu, banyak wisatawan datang ke Yogya untuk berlibur. Bagi mereka Yogyakarta memang begitu istimewa, yang membuat mereka datang lagi dan lagi.
Kali ini yang akan saya tulis adalah bangunan bersejarah di Yogyakarta. Bangunan yang sederhana dan bentuknya menyerupai gapura, biasa disebut plengkung. Nah, ada 5 plengkung di kota Yogyakarta, salah satunya Plengkung Gading. Plengkung Gading ini selalu saya lewati sebagai jalur alternatif ketika antar jemput sekolah anak saya yang kecil. Selain itu, saya pun bisa menyegarkan pandangan dengan melewati Alun-alun Kidul dan Tamansari.
Berikut ini, kamu bisa simak 5 fakta menarik seputar Plengkung Gading, Dears.
1. Bentuknya Masih Asli
![]() |
Pesona Plengkung Gading di siang hari (tampak belakang) |
Bangunan ini ada kaitannya dengan Keraton Yogya, karena salah satu gerbang pintu masuk ke Keraton dari arah selatan Alun-alun Kidul. Plengkung Gading ini masih terjaga arsitekturnya hingga sekarang. Bentuknya pun masih sama dengan keasliannya seperti 200an tahun yang lalu walaupun sempat diperbaiki lagi.
2. Sakral dan Bersejarah
![]() |
Plengkung Gading tahun 1890 (tampak depan) |
Plengkung Gading mempunyai sejarah bagi keluarga Keraton Yogyakarta, khususnya Sri Sultan Hamengkubuwono I hingga X. Bangunan ini adalah satu-satunya pintu keluar bagi raja Keraton Yogyakarta yang sudah meninggal. Jenazah Sultan Yogya kemudian akan keluar melewati Plengkung Gading lalu disemayamkan di Makam Raja-raja Imogiri, Bantul. Konon, Sultan yang masih hidup, tidak diperkenankan melewati Plengkung ini.
3. Sarat Akan Makna
![]() |
Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta telah menetapkan Plengkung Gading sebagai situs cagar budaya.
Plengkung Gading nama sebenarnya adalah Plengkung Nirbaya. Plengkung ini bukan bangunan sembarangan. Nirbaya memiliki makna yaitu "Nir" artinya tidak ada, sedangkan "baya" ahaya. Jadi secara sederhana Plengkung Nirbaya dapat diartikan gerbang yang tidak ada bahaya. Maksudnya adalah bebas dari bahaya dunia yang mengancam Kraton Yogyakarta.
4. Bangunan yang Unik
![]() |
2 tangga berada di sisi utara Hiasan lengkungan di atas gapura |
Kata plengkung ini sebenarnya diambil dari bentuk pojok beteng yang melengkung, secara umumnya seperti benteng yang memanjang. Plengkung Gading ini dapat diakses dengan dua tangga yang berada di sisi utara bangunan. Plengkung Gading memiliki ukuran yang paling besar. Terdapat hiasan lima lengkungan di atasnya dan satu lengkungan lagi di puncaknya. Bangunan ini terlihat unik dengan arsitektur yang berbeda.
5. Spot Foto Klasik
![]() |
Pesona Plengkung Gading di malam hari (tampak belakang) |
Berdiri di tengah-tengah pusat kota Yogya, hingga kini, Plengkung Gading berfungsi sebagai sarana lalu lintas dari sebelah selatan menuju area Kraton Yogyakarta. Saat malam hari, Plengkung Gading terlihat indah dengan berhiaskan lampu warna-warni. Kamu dapat mengabadikan momen dengan berpose di depan kamera, karena bangunan ini merupakan salah satu spot klasik disini. Bahkan, jika kamu ingin berfoto saat senja atau sore hari, hasilnya juga akan bagus. Saat mengambil foto di tempat sakral ini, diharapkan tetap menjaga sopan santun, ya.
Nah, demikianlah 5 fakta menarik dari Plengkung Gading ini. Penasaran ingin mengambil foto di bangunan sakral ini? Yuk, jadikan Yogyakarta sebagai destinasi tujuanmu selanjutnya, Dears.
Padahal setiap tahun ke Jogja kenapa baru tahu ya wah info menarik inih
BalasHapusyuk Miss Juli kalau ke Yogya lagi bisa mampir selfie hehehh
Hapusaku udah pernah ke keraton jogja belum ya? lupa wkwkwk, tapi bagus yes. kalau saya sering yang di solo karena emang setiap pulkam kesana terus deket sama pasar klewer wkwkk. kalo beli pecel pasti yang deket keraton, enak pecelnya ~
BalasHapusDestinasikan ke Yogya yuk mb Epi, heheheh
HapusTernyata Jogja bukan hanya soal gudeg, malioboro, keraton, alun2. Saya baru tahu soal plengkung gading. Jogja terasa semakin kental dengan budaya dan melekat dengan sejarah. Arsitekturnya tampak sedikit berbeda dengan pada zaman dulu, tapi tetap terawat. Hm, apa karena direnovasi setelah gempa jogja 2006 silam? Apa direnov sebelum itu? Ah ya, penampakannya di malam hari begitu cantik. Jadi semakin ingin ke Jogja.
BalasHapusIYa mb amat terawat, sudah beberapa kali direnov. Wah saya juga suka lewat pas malam hari..indahnya karena ada lampu sorot warna-warni.
HapusWah, jadi pengen cepet-cepet mudik lihat fotonya mbak. Hehehe. Btw Plengkung Gading ini sayangnya sering banget macet kalo siang ya, saya sering lewat situ kalo mau ke rumah keluarga besar di Patehan. Bangunannya bagus sih, tapi macetnya itu gak nguati, hwkwkwkwkk...
BalasHapushahah iya mb..macetnya yang dari arah alun2 kidulnya,,pas lampu merah pada berhenti di arah lawan jadi kalau mau masuk ke arah alun2 yang dari selatan, timur, barat ke tutup jalannya. heheheh
Hapushahah iya mb..macetnya yang dari arah alun2 kidulnya,,pas lampu merah pada berhenti di arah lawan jadi kalau mau masuk ke arah alun2 yang dari selatan, timur, barat ke tutup jalannya. hehehe
HapusWah keren mbaa, aku baru tau Plengkung gading punya filosofi yang sangat luas
BalasHapusYogya memang mempunyai banyak hal yang menarik untuk diulas. Mulai dari makanan, kebudayaan, pendidikan, adat istiadat, dan banyak lagi. Mudah-mudahan satu hari nanti bisa ke sana.
BalasHapusKayaknya saya perlu berangan angan kesana deh...buat nerusin tulisannya hehehehe
BalasHapusMeskipun sering melewatinya, tapi saya malah belum pernah berfoto di depannya.. He3... Trmksh infonya mb...
BalasHapusWaahhh baru tahu fakta menarik ini. Apalagi larangan Sultan yang masih hidup nggak boleh lewat plengkung gading, serius, mbak Nur?
BalasHapusDulu kalau saya jalan-jalan jarang banget memperhatikan detail yang saya lihat itu apa, beda banget sama sekarang, maunya mencari tahu sebanyak-banyaknya.
BalasHapusIni juga terlewat, karena sepertinya saya hanya melihat & lewat, hehe...
Terima kasih informasinya Mbak, jadi tahu deh.
Mba tinggal di Jogja? Wahhh Jogja sih buatku kota yg mnyimpan bnyk kerinduan. Udh gk keitung saya ke Jogja. Mrt akhir insha allah sy ke Jogja lgi...tk mlipir ah ke Keraton...thx infonya yaa...
BalasHapuswajib swafoto di plengkung gading juga nih kalau berkujung ke jogja ... nice info mbak ...
BalasHapusDari tulisan ini..saya baru tahu cerita dibalik gerbang masuk keraton "plengkung gading". Terima kasih sudah berbagi ya Mbak😊
BalasHapusTerakhir ke Jogja tahun 2014 dan saya tidak singgah di Plengkung Gading ini. Sarat filosofi dan sudah jadi bangunan CB ternyata.
BalasHapusApril nanti insya Allah saya ke Jogja lagi. Pengen deh berfoto di Plengkung ini.
Ternyata saya sering lewat di sini. Tapi gak ngeh namanya apa. Maklum dulu 2013 selama setahun merantau di Jogja, banyak cari uangnya dan jarang jalan2. Hiks sekarang nyesel deh gak pny tulisan tentang tempat ini
BalasHapusYeayy alhamdulillah udah pernah ke sana walau dulu banget pas masih single dan emang bangunan di sana itu sarat akan sejarah plus banyak yang masih aslii dari jaman dulu. Jogja memang keren ya!
BalasHapussaya baru tahu kalau bisa naik ke atas. padahal sudah berkali-kali ke jogja dan lewat sini. duh, jadi kangen jogja
BalasHapusTerima kasih kak, sangat bermanfaat bagi saya yang masih belajar tentang indahnya Indonesia
BalasHapus