Berawal dari membuka file foto pribadi. Ada beberapa foto anak-anak saya saat menikmati liburan. Lalu, saya berkeinginan untuk menulis tema ini. Ternyata liburan yang kami lakukan berkaitan dengan alam. Yup, tak jauh dari istilah ecotherapy, mungkin ada yang menamakan terapi hijau atau terapi lingkungan.
Seiring perkembangan zaman dan teknologi, orang tua harus bisa merebut perhatian anak-anak agar tidak tenggelam dalam dunia digital. Salah satu cara saya adalah mengajak mereka berlibur sambil bermain di alam, sehingga mereka tidak menjauhkan diri dari alam bebas. Ini sangat berarti bagi mereka untuk mendapatkan udara segar, tidak hanya diam di dalam rumah.
Yuk, simak 5 aktivitas ala keluarga saya yang bisa jadi ecotherapy untuk anak-anak.
Anak-anak saya perkenalkan dengan kegiatan ini sejak mereka kecil. Sebenarnya sih si bapak yang suka sekali dengan hal ini. Salah satu kegiatan di alam bebas ini mampu membuat pikiran anak-anak jadi rileks. Mereka butuh kesabaran dalam menanti ikan datang untuk memakan umpan. Setelah ikan datang dan memakan umpan, mereka berjingkrak-jingkrak senang walau sesekali ikannya pergi lagi. Memang menyenangkan dan mengasyikan. Hufftt ternyata bisa untuk melatih konsetrasi juga, lho. Ketika melempar umpan tidak hanya sekedar melempar saja, perlu untuk konsentrasi ke arah mana umpan yang akan dilempar. Tentunya ke tempat yang tepat, dimana ikan-ikan berkumpul.
Saya suka sekali mengajak anak-anak ke pantai. Lingkungan terbuka seperti ini bagus untuk mereka. Ah, bagus buat saya juga nih. Di samping anak-anak senang bermain pasir dan ombak, saya pun senang melihat mereka tertawa lepas bebas di pantai. Tak hanya senang, bahkan mereka bisa merasakan kehangatan angin laut dan mengeksplorasi lingkungan pantai. Mereka tidak bosan bermain, sementara saya sudah lelah dan kehabisan akal untuk menemani. Saya rasa, hal ini akan menjadi pengalaman yang berharga buat mereka. Seru dan asyik.
Ini bukan bermain bebas di hutan yang seperti kalian kira, lho. Bermain di hutan yang saya maksud adalah hutan di kawasan wisata. Sekarang sudah banyak hutan dan cagar alam yang difungsikan menjadi daerah wisata. Ternyata kalau mengajak anak-anak ke hutan, mereka akan mendapatkan pembelajaran yang lengkap . Misalnya ketika mereka tiba disini, mereka akan melakukan hal yang tidak dapat dilakukan di rumah ataupun sekolah. Mereka akan bereksplorasi dan menambah pengalaman menemukan tumbuhan dan hewan yang asing bagi mereka. Oh ya, anak-anak bakal mengeluarkan keringat banyak disini, karena aktivitas yang mereka lakukan adalah berjalan. Gerak dan tingkah anak-anak saya, ampun superrr. Saya sampai ngos-ngosan berjalan bersama mereka.
Buat saya, kegiatan ini merupakan hal yang bisa membantu anak untuk mengenal empati kepada sesama makhluk hidup khususnya hewan. Tak hanya itu, kegiatan ini bersifat mendidik. Di tempat ini, anak-anak bisa menghirup udara terbuka dan menjelajahi lingkungan. Mereka akan menemukan hal baru, mengenal hewan-hewan yang dilindungi. Intinya, mereka bisa bebas bermain sesuka hati sambil belajar.
Nah, satu hal ini termasuk ecotherapy yang sederhana. Saat saya dan keluarga ke Wonosari terdapat banyak hamparan hijau membentang. Lalu, kami berhenti sejenak. Saya ajak anak-anak untuk turun ke sawah. Mereka berjalan di tengah sawah sesuka hati, bahkan sambil bermain di aliran air yang berfungsi untuk mengairi sawah. Mereka tidak takut basah dan kotor. Melepas penat dengan cara yang sederhana, siapa seh yang ga suka? Oh ya dengan melihat pemandangan hijau mampu menyehatkan alat penglihatan, lho. Kondisi mata akan segar kembali.
Itulah beberapa aktivitas ala keluarga saya. Sebenarnya masih ada aktivias yang belum terlaksana bersama mereka, yaitu camping di pegunungan 😎. Mari, yuk, kita sisihkan waktu, ajak anak-anak untuk lebih dekat dengan alam. Biarkan mereka dapat bereksplorasi dan berinteraksi dengan nyaman.
Salaam,
Salaam,